Studio Ghibli Umumkan Proyek – Dunia perfilman internasional kembali terguncang oleh kabar mengejutkan Studio Ghibli, raksasa animasi asal Jepang yang selama ini di kenal setia pada identitas estetikanya, baru saja mengumumkan proyek slot 5000 teranyar yang langsung menyita perhatian: kolaborasi dengan salah satu sutradara paling berani dan kontroversial dari Korea Selatan. Ini bukan sekadar kerja sama biasa. Ini adalah persilangan dua kutub sinema Asia yang berbeda namun sama-sama revolusioner.
Di kenal sebagai rumah dari karya-karya magis seperti Spirited Away, My Neighbor Totoro, hingga Princess Mononoke, Studio Ghibli selama ini di pandang sebagai benteng terakhir sinema animasi tradisional yang menjunjung tinggi nilai seni dan kedalaman emosi. Sementara itu, Korea Selatan, dengan gelombang filmnya yang kian mendominasi panggung global, hadir dengan keberanian naratif dan kebrutalan visual yang menggugah.
Maka, ketika dua dunia ini bertabrakan dalam satu proyek, pertanyaan pun menggantung di udara: apakah ini akan menjadi mahakarya, atau malah ledakan besar yang tidak bisa di kendalikan?
Baca Juga Berita Terbaik Lainnya Hanya Di ahmetakyol.net
Rahasia Besar Studio Ghibli Umumkan Proyek Baru
Tak perlu menunggu lama untuk publik menebak-nebak siapa figur penting dari Korea Selatan yang di percaya oleh Ghibli dalam proyek ini. Jawabannya adalah Bong Joon-ho, sutradara brilian di balik film peraih Oscar Parasite. Ghibli mengkonfirmasi keterlibatan Bong sebagai sutradara sekaligus penulis cerita dalam proyek kolaboratif ini.
Bayangkan dunia surealis khas Ghibli di padu dengan kecerdasan sosial, absurditas, dan kritik tajam ala Bong Joon-ho. Sebuah kombinasi yang mungkin terdengar gila di atas kertas, namun justru itu yang membuatnya begitu menggoda dan… menakutkan. Dunia tidak siap. Tapi Ghibli dan Bong siap menantang kenyamanan para penonton global.
Detail Proyek: Dunia Baru, Gaya Lama dan Baru Bertabrakan
Proyek ini akan mengusung judul sementara “The Silent Sea of Dreams”, sebuah narasi fantasi-dystopian yang di kabarkan akan mengangkat tema eksistensialisme, isolasi manusia dalam dunia hiper-modern, dan harapan yang perlahan memudar. Visualisasi akan tetap di pegang oleh tim utama Ghibli, termasuk animasi tangan yang ikonik, namun dengan sentuhan gaya sinematik Korea yang lebih gelap dan kontemporer.
Karya ini akan menampilkan seorang karakter utama bernama Ji-Woo, gadis muda dari dunia yang kehilangan warna secara literal dan metaforis. Dia memulai perjalanan untuk menemukan kembali “sumber cahaya” yang di renggut oleh entitas misterius. Namun perjalanannya tidak linear; ia di penuhi absurditas, simbolisme, serta karakter-karakter surealis yang merupakan cerminan dari trauma kolektif manusia modern.
Bayangkan Spirited Away yang di kawinkan dengan Snowpiercer, dan kamu hanya akan mendapatkan setengah dari gambaran betapa ambisiusnya proyek ini.
Keputusan Ghibli yang Tak Biasa: Kenapa Sekarang?
Langkah ini datang di saat yang tidak terduga. Setelah Hayao Miyazaki mengumumkan The Boy and the Heron sebagai proyek terakhirnya (yang kemudian ternyata bukan), banyak yang mengira Ghibli akan beristirahat atau melambatkan laju produksi. Namun kenyataan menunjukkan sebaliknya studio ini justru sedang menyusun babak baru dalam sejarah mereka.
Sumber internal menyebut bahwa keinginan untuk tetap relevan dan berani menghadapi lanskap sinema global menjadi pemicu utama kolaborasi ini. Miyazaki sendiri di kabarkan memberi restu penuh atas proyek ini, meski tidak terlibat langsung. Ini adalah bukti bahwa Ghibli tidak takut untuk menantang status quo, bahkan status quo mereka sendiri.
Respon Dunia: Antisipasi, Ketakutan, dan Euforia
Setelah pengumuman ini di rilis melalui akun resmi Ghibli dan Bong Joon-ho, gelombang reaksi langsung meledak di media sosial dan forum komunitas film. Beberapa fans Ghibli yang konservatif menyatakan kekhawatiran mereka akan perubahan nada dan gaya visual. Namun di sisi lain, antusiasme yang membuncah jauh lebih dominan terutama dari kalangan muda dan kritikus film yang menilai proyek ini sebagai sebuah revolusi sinema animasi.
Sejumlah festival film besar seperti Cannes dan Venice di kabarkan telah mengantre untuk menjadi tuan rumah pemutaran perdana proyek ini, meskipun belum ada tanggal resmi rilis. Dengan waktu produksi yang di perkirakan memakan 2 hingga 3 tahun. Para penonton harus bersabar, namun janji akan pengalaman sinematik yang belum pernah ada sebelumnya kini sudah di tancapkan.
Studio Ghibli dan Bong Joon-ho tidak sekadar membuat film. Mereka menciptakan peristiwa budaya. Dan dunia hanya bisa menunggu… dengan napas tertahan.